Covid-19, Bencana Terbaru Mengancam Dua Juta Penduduk Gaza

[Belum selesai krisis listrik akibat blokade, dan gempuran sengit Israel, kini Gaza dirundung becana baru. Virus Corona yang telah membunuh lebih dari delapan ratus ribu jiwa di seluruh dunia kini memasuki Gaza.]

BY Edited Sun,30 Aug 2020,01:16 PM

Gaza, SPNA - Silih berganti bencana menghampiri dua juta penduduk Gaza. Setelah blokade, krisis listrik dan gempuran Israel, kini salah satu wilayah Palestina tersebut kembali diuji dengan virus Corona.

Meski Otoritas setempat telah berusaha membentengi Gaza, namun virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina itu, tetap dapat masuk tanpa permisi.

Kementerian Dalam Negeri sejak hari Senin (24/08), telah mengeluarkan peraturan wajib lockdown hingga hari Sabtu kemarin. Namun upaya untuk mendeteksi pusat penyebaran virus tersebut masih gagal dan memaksa pemerintah untuk menambah masa pembatasan gerak warga.

Sesuai data yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Gaza, total pasien covid-19 di Gaza berjumlah 221 orang. Dengan angka kesembuhan 72 kasus.

Jumlah tersebut diprediksi akan terus bertambah, disebabkan oleh kedekatan sosial warga dan kepadatan penduduk. Area penularanpun dipercaya akan meluas dengan cepat akibat kurangnya alat medis untuk penanganan Covid-19.

Yayasan Al-Mizan untuk Hak Asasi Manusia dalam sebuah pernyataannya menuliskan keterbatasan layanan kesehatan menjadikan Corona semakin berbahaya. Terdapat kemungkinan jika kondisi ini terus berlangsung, gelombang Corona dapat saja bertambah besar sehingga susah untuk dikendalikan.

Al-Mizan meyakini bahwa blokade Israel merupakan tantangan terbesar Gaza dalam melawan covid-19. Melalui laporannya, diketahui Kementerian Kesehatan Gaza mengalami kekurangan stok obat-obatan hingga 45 persen, dan 31 persen alat medis dan 65 persen kebutuhan laboratorium serta persediaan darah.

Bantuan Kemanusiaan

Sejak status darurat Corona pertama kali diumumkan, sejumlah negara, organisasi dan yayasan internasional mulai mengkampanyekan dan menyalurkan bantuan kemanusiaan.

Salah satunya Yayasan Nusantara Palestina Center (NPC). Lembaga resmi penyalur bantuan untuk warga Palestina ini membantu warga dengan menyediakan makanan bagi para pasien yang sedang di rawat di rumah sakit atau di tempat karantina. NPC mengkonfirmasikan bahwa program tersebut terlaksana berkat adanya uluran tangan warga Indonesia untuk saudaranya di Gaza.  

Selain itu, sejumlah dokter Palestina juga menawarkan pemeriksaan gratis kepada warga. Mereka sengaja membagikan nomor telepon di media sosial agar warga dapat menghubungi mereka kapan saja secara gratis.

Inisiatif hebat turut dilakukan oleh juru masak terkenal Suriah, Warif Qasim. Dibantu beberapa koki hebat lainnya mereka dengan suka rela menyediakan makanan untuk para warga.

Blokade Israel Semakin Mencekik

Sebagian besar warga Gaza adalah buruh kasar yang bekerja sehari-hari dengan pendapatan kecil. Tidak sedikit dari mereka yang bahkan menggantungkan hidupnya pada bantuan kemanusiaan.

Blokade Israel yang kembali diperketat sejak awal bulan, semakin menambah beban yang harus dipikul oleh warga. Atas klaim mendapatkan serangan balon pemicu kebakaran dari Gaza, pemerintah Israel mengambil keputusan menutup rapat gerbang perbatasan Gaza. Akibatnya sejumlah kebutuhan pokok warga menjadi sangat langka. Termasuk suplai BBM yang diperuntukkan untuk menghidupkan pembangkit listrik.

Sejak pertengahan Agustus lalu, perusahaan listrik Gaza hanya dapat mensuplai empat jam arus listrik setiap harinya.

Selain perbatasan, Israel juga menutup total area laut Gaza. Hal itu membuat para nelayan tidak dapat mengais rezeki untuk keluarga mereka.

Untuk merespon penembakan balon pemicu kebakaran yang ditembakkan dari Gaza, Israel terus melakukan gempurannya ke Gaza sejak tiga pekan terakhir. Meski tidak menimbulkan korban jiwa dari warga, namun sejumlah bangunan rumah rusak akibat ledakan misil pesawat tempur.

Ahli hukum internasional menyebutkan bahwa blokade Israel meruppakan "hukuman kolektif yang menimpa seluruh warga Palestina."

Informan Khusus PBB dalam bidang hak asasi manusia di Palestina, Michelle Link, mengatakan blokade Israel telah menyalahi hak warga Palestina. Terutama hak untuk hidup, bebas bepergian, hak mendapatkan pelayanan kesehatan, hak memiliki rumah dan kehidupan yang layak.

Saat ini Gaza sedang menghadapi masa paling sulit. Tantangan terbesarnya ada pada virus corona di tengah keterbatasan obat-obatan dan peralatan medis. Kondisi tersebut dipersulit dengan terbatasanya arus listrik yang disebabkan oleh blokade Israel.

(T.HN)

Nurudddin Jamal Al-Harrazin

 

leave a reply
Posting terakhir

UEA Catat 277 Kasus Covid-19 Terbaru

Kemenkes Uni Emirat Arab (UEA) dalam laporan harian menyebutkan bahwa total korban Covid-19 di negara tersebut telah mencapai 2076 kasus. Bertambah sebanyak 277 kasus dalam 24 jam terakhir.